Sedangkan puasa sunah dikerjakan di luar bulan Ramadan. Dalam rukun Islam puasa merupakan salah satu rukun yang wajib dikerjakan setelah (a) syahadat, (b) salat, (c) puasa, (d) zakat, dan (e) haji.
Al Quran sudah menjelaskan secara jelas tentang perintah puasa. Sehingga umat Islam diwajibkan dan dianjurkan melaksanakan puasa.
Tujuannya puasa sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah Azza Wa Jalla, menghapus dosa-dosa, dan memperbaiki jasmani dan ruhani.
Seperti firman Allah;
إِنَّ الْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْقَانِتِينَ وَالْقَانِتَاتِ وَالصَّادِقِينَ وَالصَّادِقَاتِ وَالصَّابِرِينَ وَالصَّابِرَاتِ وَالْخَاشِعِينَ وَالْخَاشِعَاتِ وَالْمُتَصَدِّقِينَ وَالْمُتَصَدِّقَاتِ وَالصَّائِمِينَ وَالصَّائِمَاتِ وَالْحَافِظِينَ فُرُوجَهُمْ وَالْحَافِظَاتِ وَالذَّاكِرِينَ اللَّهَ كَثِيرًا وَالذَّاكِرَاتِ أَعَدَّ اللَّهُ لَهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا
“Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar” (QS. Al Ahzab 35)
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda;
ما من عبد يصوم يوما في سبيل الله إلا باعد الله بذالك وجهه عن النار سبعين خريفا
“Tidaklah seorang hamba yang berpuasa di jalan Allah kecuali akan Allah jauhkan dia (karena puasanya) dari neraka sejauh tujuh puluh musim” (HR. Bukhari dan Muslim)
Maksud sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam “70 musim” adalah perjalanan 70 tahun sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnu Hajar dalam Fathul Bari (6/48).
Puasa sunah merupakan puasa yang tidak diwajibkan, namun jika dilakukan akan mendapatkan pahala yang besar dari Allah Azza Wa Jalla.
Beberapa puasa sunah yang bisa dikerjakan di luar bulan Ramadan antara lain;
- Puasa Daud (selang-seling)
- Puasa Senin Kamis
- Puasa Arafah
- Puasa Sembilan Hari Pertama Bulan Dzulhijjah
- Puasa Tasu’a (tanggal 9 Muharram)
- Puasa Asyura (tanggal 10 Muharram)
- Puasa Syawal Enam Hari
- Puasa Sya’ban
- Puasa 3 Hari Pada Pertengahan Bulan (ayyamul bidh)
- Puasa di Bulan-bulan Haram (Asyhurul Hurum)
Dalam tulisan ini, penulis mengkhususkan bahasan tentang puasa Nabi Daud ‘Alaihis Salam. Adapun puasa sunah lainnya dibahas di luar puasa Nabi Daud.
Hukum Puasa Nabi Daud
Puasa Daud merupakan puasa yang dilakukan dengan selang-seling, sehari puasa sehari tidak.
Disebut Puasa Daud karena puasa ini merupakan puasanya Nabi Daud ‘Alaihis Salam. Untuk umat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam puasa ini hukumnya sunah.
Dibandingkan dengan puasa sunah lainnya, Puasa Nabi Daud lebih disukai Allah Subhanahu Wata ‘Ala.
Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam;
أَحَبُّ الصِّيَامِ إِلَى اللَّهِ صِيَامُ دَاوُدَ ، كَانَ يَصُومُ يَوْمًا وَيُفْطِرُ يَوْمًا ، وَأَحَبُّ الصَّلاَةِ إِلَى اللَّهِ صَلاَةُ دَاوُدَ ، كَانَ يَنَامُ نِصْفَ اللَّيْلِ وَيَقُومُ ثُلُثَهُ وَيَنَامُ سُدُسَهُ
“Puasa yang paling disukai oleh Allah adalah puasa Nabi Daud. Ia berpuasa satu hari lalu berbuka satu hari. Dan salat yang paling disukai oleh Allah adalah salat Nabi Daud. Ia tidur seperdua malam, bangun sepertiganya, lalu tidur seperenamnya” (HR. Bukhari)
Para ulama bersepakat mengenai sunahnya puasa ini. Dalam fikih empat madzhab dijelaskan di antara puasa yang dianjurkan adalah puasa Nabi Daud.
Yakni satu hari puasa dan satu hari tidak. Di dalam hadis Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam disebutkan bahwa puasa ini adalah puasa sunah yang paling afhdal (utama).
Keutamaan Puasa Daud
Puasa Daud memiliki banyak keutamaan yang sangat luar biasa. Ada empat keutamaan yang diperoleh jika seseorang mengerjakan puasa Nabi Daud;
Puasa Sunah Paling Utama
Puasa Nabi Daud adalah puasa sunah yang paling afdhal atau paling utama. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam;
أَفْضَلُ الصِّيَامِ صِيَامُ دَاوُدَ عَلَيْهِ السَّلَام كَانَ يَصُومُ يَوْمًا وَيُفْطِرُ يَوْمًا
“Puasa yang paling utama adalah puasa Nabi Daud ‘Alaihis Salam. Beliau berpuasa sehari dan tidak berpuasa sehari” (HR. An Nasa’i)
Puasa Sunah yang Paling Dicintai Allah
Puasa Nabi Daud adalah puasa sunah yang paling dicintai Allah Subhanahu Wata ‘Ala. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda;
إِنَّ أَحَبَّ الصِّيَامِ إِلَى اللَّهِ صِيَامُ دَاوُدَ وَأَحَبَّ الصَّلاَةِ إِلَى اللَّهِ صَلاَةُ دَاوُدَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ كَانَ يَنَامُ نِصْفَ اللَّيْلِ وَيَقُومُ ثُلُثَهُ وَيَنَامُ سُدُسَهُ وَكَانَ يَصُومُ يَوْمًا وَيُفْطِرُ يَوْمًا
“Puasa yang paling dicintai oleh Allah adalah puasa Nabi Daud. Dan salat yang paling dicintai oleh Allah adalah salat Nabi Daud. Ia tidur seperdua malam, bangun sepertiganya, lalu tidur seperenamnya. Dan ia berpuasa satu hari lalu berbuka satu hari” (HR. Muslim)
Puasa Sunah Tertinggi
Puasa Daud merupakan puasa terbaik sekaligus puasa tertinggi dan terberat. Tidak boleh berpuasa melebihi ini karena tubuh juga punya hak untuk dijaga. Sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan lainnya;
Abdullah bin Amr berkata, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam menanyakan kepadaku: “Aku mendengar kabar bahwa engkau selalu qiyamul lail dan siangnya berpuasa”, aku menjawab: “Benar Ya Rasulullah”.
Maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda: “Berpuasalah dan berbukalah. Salatlah dan tidurlah. Karena tubuhmu memiliki hak terhadapmu. Istrimu memiliki hak terhadapmu. Dan tamumu juga memiliki hak terhadapmu. Cukuplah bagimu berpuasa tiga hari setiap bulan”.
Abdullah berkata, aku bertahan, maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam pun bersikeras pula. Akhirnya aku berkata: “Ya Rasulullah, aku sanggup lebih dari itu”.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda: “Kalau begitu, berpuasalah tiga hari setiap pekan”.
Abdullah berkata, aku bertahan, maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam pun bersikeras pula. Aku berkata lagi: “Ya Rasulullah, aku sanggup lebih dari itu”.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda: “Kalau begitu, berpuasalah seperti Nabi Daud dan jangan lebih dari itu”.
Aku bertanya, “Ya Rasulullah, bagaimana puasa Nabi Daud itu?” Rasulullah bersabda, “Ia berpuasa sehari lalu berbuka sehari.”
Puasa yang Paling Adil
Dalam riwayat Imam Muslim, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam menganjurkan puasa Nabi Daud dan menyebutnya sebagai puasa yang paling adil.
صُمْ يَوْمًا وَأَفْطِرْ يَوْمًا وَذَلِكَ صِيَامُ دَاوُدَ – عَلَيْهِ السَّلاَمُ – وَهُوَ أَعْدَلُ الصِّيَامِ . قَالَ قُلْتُ فَإِنِّى أُطِيقُ أَفْضَلَ مِنْ ذَلِكَ. قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- لاَ أَفْضَلَ مِنْ ذَلِكَ
“Berpuasalah satu hari dan berbukalah satu hari dan itu adalah puasa yang paling adil. Itu puasanya Nabi Daud ‘Alaihis Salam”. Aku berkata: “Sesungguhnya aku mampu lebih baik dari itu”. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam: “Tidak ada yang lebih utama dari itu” (HR. Muslim dan Abu Dawud)
Tata Cara Puasa Nabi Daud
Tata cara puasa Nabi Daud tidaklah berbeda dengan puasa pada umumnya. Baik puasa wajib maupun puasa sunah, di antaranya;
Niat
Niat puasa Nabi Daud sebaiknya dilakukan di malam hari sebelum fajar terbit. Namun karena ini merupakan puasa sunah, jika terlupa, boleh niat di pagi hari asalkan belum makan apa-apa dan tidak melakukan hal apapun yang membatalkan puasa.
Makan Sahur
Makan sahur merupakan salah satu sunah puasa yang jika dilakukan akan mendapat pahala dan keberkahan. Namun jika tidak dilakukan, misalnya karena terlambat bangun dan waktu sahur habis, puasanya tetap sah.
Menahan dari Hal-hal yang Membatalkan
Menahan diri dari makan, minum, berhubungan dengan istri dan hal-hal lainnya yang bisa membatalkan puasa. Dimulai sejak terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari.
Perlu juga menahan diri dari yang membatalkan pahala puasa. Misalnya berdusta, ghibah, dan segala bentuk kemaksiatan.
Berbuka Puasa
Waktu berbuka puasa Nabi Daud sama dengan waktu berbuka puasa pada umumnya yakni ketika matahari terbenam. Menyegerakan buka puasa merupakan salah satu sunnah puasa.
Niat Puasa Nabi Daud
Di dalam hadis, tidak ditemukan bagaimana lafadz niat puasa Nabi Daud. Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan para sahabat beliau biasa mengerjakan amal dengan niat tanpa dilafazkan.
Semua ulama sepakat bahwa tempat niat adalah hati dan melafazkan niat bukanlah syarat namun jumhur ulama berpendapat hukumnya sunah agar membantu hati dalam menghadirkan niat.
Lafadz niat puasa Nabi Daud;
نَوَيْتُ صَوْمَ دَاوُدَ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى
(Nawaitu shouma daawuda sunnatan lillaahi ta’aalaa), artinya saya niat puasa Nabi Daud, sunnah karena Allah Subhanahu Wata ‘Ala
Karomah Puasa Nabi Daud
Setiap muslim yang menjalankan puasa sunah Nabi Daud akan diberikan karomah. Karomah adalah kemulian seseorang yang diberikan atas izin dan ridha Allah Azza Wa Jalla.
Karomah hampir mirip dengan mukjizat. Yang membedakannya adalah mukjizat diperuntukan oleh nabi-nabi dan rasul-rasul Allah.
Sedangkan karomah untuk orang-orang yang beriman atau wali-wali Allah atau hamba Allah yang ikhlas dan istiqomah dalam beramal.
Penulis beberapa kali bertemu dengan umat muslim yang rajin menjalankan puasa Nabi Daud dengan ikhlas dan istiqomah. Allah berikan karomah kepadanya, di antaranya;
Jasmani (Nyata)
Kondisi masing-masing jasmani seseorang berbeda. Ada yang sebelumnya sakit-sakitan dan setelah berpuasa Nabi Daud di atas satu bulan kondisi kesehatannya terus membaik.
Selain itu, wajahnya lebih bercahaya dan berseri-seri serta tampak lebih muda. Karomah ini diberikan kepada mereka yang istiqomah puasa di atas lima bulan.
Rezeki selalu ada saja. Karomah ini diberikan kepada mereka yang sudah mengerjakan puasa Nabi Daud di atas dua bulan.
Dari pengalaman mereka, biasanya mencari rezeki (uang) susah, Alhamdulillah setelah menjalankan puasa rezeki datang tanpa kepayahan mencarinya.
Dipermudah urusannya. Karomah ini diberikan kepada mereka yang mengejakan puasa Nabi Daud setelah tiga bulan. Semua urusan duaniawinya lancar dan nyaris tidak pernah ada masalah.
Ruhaniah (Batiniah)
Mereka yang berpuasa Nabi Daud diberikan kemampuan dapat mengendalikan emosinya. Sewaktu akal pikirannya lebih dominan daripada emosinya ketika sudah puasa Nabi Daud diberikan sifat al hilm (kelembutan).
Tidak hanya itu saja, Allah berikan kecerdasan dan ketajaman dalam berfikir serta mudah menghafalkan ayat-ayat, hadis, atau doa-doa.
Bagi mereka yang rutin puasa Nabi Daud, dirinya merasa selalu dekat dengan Allah Azza Wa Jalla dalam keadaan apa pun. Sehingga seluruh keinginannya (hajat) cepat dikabulkan Allah.
Selain itu, mereka diberikan kemampuan spiritual yang lebih dibandingkan sebelumnya. Misalnya sebelum puasa tidak memiliki kelebihan apa-apa, Alhamdulillah setelah puasa diberikan kelebihan dibandingkan sebelumnya.
Misalnya dia bisa mengobati seseorang melalui doa-doanya. Secara umum, kondisi spiritual (batin) orang yang menjalankan puasa Nabi Daud lebih dahsyat dan ketakwaannya meningkat hebat.
Karomah ini akan diberikan Allah Azza Jalla kepada mereka yang berpuasa Nabi Daud apabila mengerjakannya dengan benar, khusyuk, ikhlas, dan istiqomah.
Setiap muslim akan diberikan karomah sesuai dengan kehendak dan izin Allah Azza Wa Jalla. Mengingat khusyuk dan ikhlas itu hanya Allah saja yang Mahatahu.
Adapun karomah-karomah yang diberikan kepada mereka dan tidak dijelaskan di sini merupakan suatu kemutlakan Allah baginya.
Saran penulis, mari terus memperbaiki hati, pikiran, ucapan, dan tindakan supaya Allah benar-benar memberikan karomah kepada kita selama menjalankan puasa Nabi Daud.
Jika sudah diberikan karomah, tetap merasa rendah hati dan selalu mengatakan bahwa: “Ini adalah rahmat dari Rabb-ku” (قَالَ هَذَا رَحْمَةٌ مِنْ رَبِّ).
Amalan/Doa Khusus
Tidak ada amalan atau doa khusus selama menjalankan puasa Nabi Daud. Hanya saja perbanyak doa saat sahur, berpuasa, dan ketika akan berbuka.
Jika ingin berdoa, kita bisa menggunakan bahasa apa saja. Apabila ingin menggunakan Bahasa Arab bisa diambil dari ayat-ayat Al Quran atau kumpulan doa-doa Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam.
Misalnya berdoa seperti ini;
رَبَّنَا آتِنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا
“Wahai Rabb kami berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami ini” (QS.Al Kahfi 10)
Semoga bermanfaat tulisan ini. Bagi saudara-saudara kami yang sudah menjalankan puasa Nabi Daud bertahun-tahun penulis mohon doanya agar senantiasa sehat, bahagia, dan sejahtera sepanjang usianya, aamiin.