Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam senantiasa mengingatkan umat Islam agar memperbanyak ibadah selama bulan Ramadan.
Selain mengerjakan salat fardhu (wajib) lima waktu (Subuh, Dzuhur, Ashar, Maghrib, Isya), terdapat amalan sunah yang bisa dikerjakan selama puasa berlangsung. Salah satunya melaksanakan ibadah salat sunah tarawih.
Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam yang diriwayatkan sahabat Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu;
مَنْ قَامَ رَمَضَانَ وَصَامَهُ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Artinya:
“Barang siapa (berdiri) beribadah pada bulan Ramadan dan berpuasa karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah berlalu” (HR. Muttafaq Alaih).
Dalam Kitab Syarhun Nawawi ‘Ala Muslim, ibadah yang dilakukan di malam hari selama Ramadan, Imam An Nawawi mengkhususkan sebagai salat sunah tarawih.
وَالْمُرَادُ بِقِيَامِ رَمَضَانَ صَلَاةُ التَّرَاوِيْحِ
Artinya:
“Dan yang dimaksud (hadis) beribadah pada malam hari bulan Ramadan adalah dengan salat (sunah) tarawih”
Salat tarawih sangat spesial karena hanya bisa dikerjakan pada saat bulan Ramadan saja. Banyak keutamaan dan manfaat yang bisa diperoleh mengerjakan ibadah sunah muakkadah yang dilakukan setelah salat Isya ini.
Manfaat itu bukan hanya bisa dirasakan secara jasmani saja. Namun, ibadah salat tarawih yang dilaksanakan secara berjamaah memiliki manfaat rohani bagi yang mengerjakannya.
Oleh sebab itu, umat Islam sangat dianjurkan mengerjakan salat sunah tarawih secara berjamaah. Selain ibadah salat sunah tarawih, selama bulan Ramadan terdapat juga amalan-amalan sunah lainnya, seperti:
1. Melaksanakan Sahur Sebelum Subuh
Sahur sebagai suplai tenaga di siang hari pada bulan Ramadan. Sahur menjadi salah satu amalan sunah di bulan Ramadan yang dianjurkan untuk diakhirkan selama tidak sampai masuk waktu yang diragukan atau sudah terbit fajar.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda:
لَا تَزَالُ أُمَّتِي بِخَيْرٍ مَا أَخَّرُوا السَّحُورَ وَعَجَّلُوا الْفِطْرَ
Artinya:
“Umatku senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka mengakhirkan sahur dan menyegerakan berbuka” (HR. Ahmad).
2. Menyegerakan Berbuka Puasa
Hendaknya orang berpuasa untuk segera berbuka begitu waktu Maghrib tiba. Selain itu, berbuka lebih dianjurkan untuk memakan kurma atau jika tidak ada maka bisa dengan air putih biasa.
3. Membaca Doa Saat Berbuka Puasa
Di antaranya adalah doa berikut:
اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِك آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ وَعَلَيْكَ تَوَكَّلَتُ ذَهَبَ الظَّمَأُ، وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ، وَثَبَتَ الْأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ يَا وَاسِعَ الْفَضْلِ اِغْفِرْ لِي اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِي هَدَانِي فَصُمْتُ وَرَزَقَنِي فَأَفْطَرْتُ
Atau doa yang lebih masyhur berikut:
اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِك آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
4. Mandi Besar
Mandi besar setelah junub, haid, atau nifas sebelum terbit fajar. Ini dilakukan supaya bisa menunaikan ibadah dalam keadaan suci. Di samping khawatir masuk air ke mulut, telinga, anus, dan sebagainya jika mandi setelah fajar.
5. Menjaga Lisan dan Pikiran
Menjaga ucapan dari perkataan-perkataan yang tidak bermanfaat, terlebih jika bisa menimbulkan dosa. Sebab, hal itu bisa mengurangi pahala puasa.
6. Menghindari Hal-hal Buruk
Kendati tidak membatalkan puasa, umat Islam dianjurkan untuk menghindari hal-hal yang tidak sejalan dengan hikmah puasa. Seperti berbuka puasa sampai kekenyangan atau melakukan sesuatu yang bertujuan untuk memuaskan nafsu.
7. Memperbanyak Sedekah
Orang yang berpuasa handaknya memperbanyak sedekah kepada sesama, terutama sedekah makanan atau minuman untuk mereka yang akan berbuka puasa. Sebab, orang yang memberi makanan atau minuman untuk orang berpuasa mendapat pahala yang setimpal dengan pahala puasa orang yang disedekahi.
8. Memperbanyak I’tikaf di Masjid
Sebaiknya i’tikaf dilakukan selama satu bulan penuh, tapi jika tidak bisa maka diutamakan sepuluh hari terakhirnya saja karena pada hari-hari itu terdapat malam Lailatul Qadar.
9. Memperbanyak Membaca Al Qur’an
Paling tidak kita bisa mengkhatamkan satu kali dalam satu bulan Ramadan. Semakin banyak khatam semakin baik sebagaimana dianjurkan oleh banyak ulama.
10. Istiqamah Menjalankan Ibadah
Syarat puasa Ramadan adalah konsisten (istiqamah) menjalankan ibadah yang dilakukan selama bulan Ramadan. Artinya, semua amalan sunah yang dilakukan di bulan (Ramadan) tidak putus setelah Ramadan selesai.
Maksudnya setelah puasa, amalan-amalan yang sudah dilakukan secara konsisten di bulan Ramadan bisa terus dilaksanakan di luar bulan-bulan Ramadan. Seperti salat tahajud, dhuha, sedekah, membaca Al Qur ‘an, dan lainnya.
11. Mengerjakan Umrah Ramadan
Umrah di bulan Ramadan sangat istimewa. Rasulullah Shallallahu ’Alaihi Wa Sallam bersabda;
فَإِذَا كَانَ رَمَضَانُ اعْتَمِرِى فِيهِ فَإِنَّ عُمْرَةً فِى رَمَضَانَ حَجَّةٌ
Artinya:
“Jika Ramadan tiba, berumrahlah saat itu karena umrah Ramadan senilai dengan haji” (HR. Bukhari No. 1782 dan HR. Muslim No. 1256)
Dalam lafaz Imam Muslim disebutkan;
فَإِنَّ عُمْرَةً فِيهِ تَعْدِلُ حَجَّةً
Artinya:
“Umrah pada bulan Ramadan senilai (setara) dengan haji” (HR. Muslim No. 1256)
Dalam lafazh Imam Bukhari yang lain disebutkan;
فَإِنَّ عُمْرَةً فِى رَمَضَانَ تَقْضِى حَجَّةً مَعِى
Artinya:
“Sesungguhnya umrah di bulan Ramadan seperti berhaji bersamaku (Rasulullah)” (HR. Bukhari No. 1863). Wallahu A‘lam Bish Shawwab.