Adalah Mawar Hijau. Aku samarkan nama pasienku. Usianya masih belia, 20 tahun. Datang ke klinikku dengan wajah murung dan galau. Ya, gelisah tidak menentu.
Dompet berisikan KTP, STNK, SIM, ATM, dan surat berharga lainnya dicuri maling. Kejadiannya saat ditinggal mandi, ada orang mengambil dompet miliknya. Kebetulan dia membuka toko di pinggir jalan.
Senin siang pukul 12.30 WIB tiba di klinikku setelah berkendara motor selama 25 menit. Masuk ruangan klinik, rambutnya terurai dan kusut. Wajahnya sungguh tidak sumringah.
Rasa khawatir, kesal, jengkel, dan sedih menyatu kala itu. Menjulurkan tangannya dan bersalaman padaku. Lalu berujar: "Dompetku dicuri maling Pak, yang penting surat dan dokumennya di dalam itu".
Aku pura-pura diam dan mengabaikan kesedihannya. Meski dalam hatiku, aku juga prihatin atas kejadian yang menimpanya. Aku pun menyuruhnya untuk istighfar (memohon ampun kepada Allah).
Aku menyahut: "Di sini klinik terapi oksidan dan ruqyah", bantahku kepada Mawar Hijau. "Ah, masak Bapak enggak mau membantuku?" kata dia dengan mimik mau menangis.
"Aku dengar Bapak memiliki kemampuan spiritual, bisa menerawang. Aku ke sini karena rekomendasi orang Pak. Aku yakin Bapak bisa membantuku agar dompetku bisa kembali," ujarnya lirih sambil memainkan androidnya.
"Kamu yakin saya bisa membantu Anda?" jawabku tegas. "Yakin Pak, aku ke sini karena dikasih tahu orang. Sudah banyak pengalaman yang ditangani Bapak, termasuk perkara kayak gini," sergah Mawar kepadaku dengan nada mendesak kepadaku.
"Ha..ha..ha..Ah jangan berlebihan. Semua itu atas pertolongan dan rahmat Allah yang diberikan kepadaku. Aku tak memiliki kemampuan apa-apa Mawar," ujarku menepis anggapan Mawar yang kurasa berlebihan padaku.
"Tolonglah Pak, serius saya ini. Aku jauh-jauh ke sini loh Pak," ujar Mawar mengiba. "Okelah, aku akan membantumu, asalkan dengan beberapa syarat. Isi formulir pasiennya dan ada syarat lainnya. Apakah kamu bersedia Mawar?"
Akhirnya Mawar menyanggupinya. Mawar tanya padaku apa persyaratannya? Dengan serius aku meminta kepadanya untuk; (1) ikhlas karena Allah Azza Wa Jalla, (2) sabar atas kejadian yang menimpanya, (3) tawakal kepada Allah Azza Wa Jalla.
"Jika dompetmu dikembalikan maka itu adalah karena kasih sayang dan kemurahan Allah kepadamu. Selain itu, kamu harus mengeluarkan zakat mal atas kepemilikan hartamu itu," ujarku memberikan nasihat kepada Mawar.
"Aku sanggupi syarat dari Bapak. Aku yakin dengan perantara Bapak bisa balik itu dompet, karena yang penting surat-suratnya itu Pak," ujar Mawar serius.
Kemudian aku hitung berapa jumlah zakat yang harus dikeluarkannya. Mawar pun mengangguk tanda setuju. Diapun meminta izin kepadaku untuk pergi ke ATM mengambil uang karena uang zakat malnya tidak cukup. Dia bilang punya ATM lain yang kebetulan tidak dimasukkan dalam dompet yang hilang itu.
Sekira 20 menit dari ATM, dia kembali lagi ke klinikku. Dia pun membuka dompetnya dan mengelurkan sejumlah uang sesuai dengan perhitungan zakat malnya. "Ini Pak, uang zakat malnya," sembari menjulurkan tangannya kepadaku.
"Tunggu. Tahan dulu uangnya. Kamu harus ikhlas dan seakan-akan tidak terjadi apa-apa. Kamu harus ridho ini adalah takdir Allah buatmu. Ayo baca istighfar yang dalam-dalam, baca istighfar yang khusyuk. Kalau sudah khusyuk baru ikrar," tegasku kepada Mawar.
Selama kurang lebih lima menit dia merasa nyaman dan tenang. Aku tanyakan kepada Mawar berulang kali tentang ikhlas dan khusyuk dalam hatinya. Diapun menjawab sudah ikhlas dan pasrah.
Sebelumnya aku melatihnya untuk ikrar. Tiga sampai empat kali latihan ikrar sampai benar akupun menuntunnya untuk ikrar yang sesunggunya. Kurang dua menit aku membimbing dan ikrar sambil menggenggam uang zakat malnya.
Selesai ikrar, Mawar Hijau pamit pulang. Aku pun mengiyakan. Sebab aku juga harus mengurusi pasien-pasien berikutnya yang ke klinik. Habis Ashar aku kirimkan amalan untuk dibacanya.
Alhamdulillah atas izin Allah Azza Wa Jalla Jumat 29 November 2019 malam aku dapat kabar dari orang dekatku jika ada seseorang yang menghubungi Mawar. Katanya mau mengembalikan dompetnya.
Alhamdulillah atas rahmat Allah, Sabtu 30 November 2019 siang, orang yang menghubungi Mawar datang dan menyerahkan dompetnya. Pada Senin 2 Desember 2019, aku memastikan dan tanya Mawar.
Apakah benar isi dompetnya yang hilang itu lengkap sesuai pertama kali hilang? Dia menjawab benar, dompetnya sudah dikembalikan lengkap, hanya saja uang hilang.
Menurut Mawar, uang tidak masalah karena yang penting surat dan dokumennya dalam dompet itu. Adapun uang yang hilang tidak lebih dari Rp 50 ribu, so anggap saja sedekah katanya.
Memanggil Jenazah dan Orang Hilang
Kisah Mawar Hijau ini sejatinya mirip dengan beberapa pengalaman yang pernah terjadi pada pasienku yang lain. Yakni aku diminta mendoakan orang yang sengaja menghilang (minggat) dari rumah.
Begitu juga dengan jenazah orang yang tenggelam dan sudah 20 hari tidak ketemu di sungai progo. Meski jarak jauh, antarkota dan antarprovinsi, Alhamdulillah atas rahmat dan pertolongan Allah kepadaku, semuanya ketemu.
Termasuk jenazah yang hilang itu juga ditemukan sama pemancing setelah tiga hari ditunaikan syaratnya. Ada juga orang yang memiliki utang enggan membayar.
Alhamdulillah atas rahmat dan pertolongan Allah, besoknya langsung dibayar lunas. Prinsip dan landasan utama adalah ikhlas dan pasrah kepada Allah.
Jika semua didasari rasa ikhlas dan pasrah kepada Allah, semua ada jalan keluarnya. Nah, untuk menjadikan diri dan hati ikhlas dan tawakal memang perlu bimbingan khusus.
Karena syarat belajar ikhlas dan pasrah (tawakal) itu ada syarat yang menyertainya. Termasuk di dalam proses ini ada namanya tawasul. Jika syarat dan ketentuannya berlaku dipenuhi, Insya Allah akan diberikan sama Allah hajatnya kita. Wallahu A'lam Bishshawab.