Angin bertiup menggugurkan bunga-bunga dan membawa aroma dupa dari langit kepada bumi. Pagi ini pukul 3.00 WIB, Al Jubron masih memegang tasbih dan membaca doa-doa untuk seluruh umat yang ada di bumi, baik yang tampak maupun yang tidak tampak.
Setelah bermunajat ke hadirat Sang Kuasa dia teringat akan kata-kata ayahnya saat masih berumur sepuluh tahun. Al Jubron menirukan kata-kata sang ayah seolah-olah ayahnya berada di dekatnya, meski ayahnya sudah kembali keharibaan-Nya.
“Wahai Al Jubron seandainya aku melemparkan engkau pada bintang di langit yang luas membiru, maka engkau akan berbicara pada alam ini bahwa pijakan kakiku di bumi masih belum tersusun rapi, jika memang akan menjadi sebuah kenyataan agar aku hidup bersahabat dengan dengan bintang di langit, niscaya bintang-bintang itu akan jatuh berguguran ke bumi dan menghapuskan jejak langkah kaki ini”.
Dia begitu hafal dengan kata-kata sang ayah walau pun sudah hampir dua puluh enam tahun berlalu. Kemudian Al Jubron beranjak meninggalkan kamarnya menuju halaman rumah untuk menyaksikan gugusan bintang-bintang di langit.
Dia memandangi cakrawala. Dalam benaknya masih terpikirkan apa maksud dari semua kata-kata sang ayah. Dia berusaha menguraikan maksud yang tersembunyi di balik kata-kata itu.
Selama sepuluh menit Al Jubron berbicara kepada dirinya sendiri sambil memandangi gugusan bintang-bintang di langit.
Lalu dia berkata “Sebuah bintang dalam cakarawala tidak bisa dikatakan indah, namun beribu-ribu bintang bertaburan adalah keindahan dan keagungan”.
Tanpa terasa kabut tebal turun menyelimuti tubuh Al Jubron. Namun dia masih saja memandangi langit tanpa menghiraukannya.
Tidak lama azan subuh terdengar, Al Jubron segera menuju masjid yang tidak jauh dari rumahnya. Ini selalu dilakukan Al Jubron, meskipun sekarang harus dilakukan sendiri tanpa sang ayah.
Waktu terus berlalu Al Jubron semakin tumbuh dewasa dan menunjukkan kecerdasannya. Dia juga pandai dalam menyikapi lingkungan yang berada di sekelilingnya.
Dia termasuk orang yang peduli dengan lingkungan, terutama dengan kegiatan keagamaan, sosial, dan budaya.
Dia senang mencurahkan hidupnya untuk membantu orang lain tanpa pamrih, semua ini berkat didikan sang ayah ketika ayahnya masih hidup. (Keindahan Dukacita I)
Keindahan Dukacita Bagian Pertama Featured
Mahaagung Allah yang menguasai jiwa-jiwa orang yang beranjak meninggalkan dunianya menuju kedamaian dan ketenangan serta dukacita yang hampa dan sia-sia.
Bekam Batam Bengkel Manusia Indonesia - An Nubuwwah Batam
Pengobatan Diabetes, Jantung, Ginjal, Stroke, Asam Urat, Darah Rendah, Darah Tinggi, Migren, Vertigo, Kelumpuhan Wajah (Bell’s Palsy), Spondylosis Serviks, Anemia, Hemofilia, Rheumatoid Arthritis, Gangguan Kesuburan, Nyeri Leher, Nyeri Bahu, Nyeri Punggung, Nyeri Lutut, Kecemasan, Depresi, Halusinasi, Ilusi, Wahm, Gangguan Pencernaan, dan Medis Lainnya | Termasuk Pengobatan Non Medis Akibat Gangguan Iblis, Jin, Setan, Al ’Ain, Sihir (Black Magic), Pengeluaran: Susuk, Jimat, Rajah, Mantra-mantra, Pembersihan dan Pemagaran Rumah, Rumah Toko (Ruko), Kantor, Pabrik, Lapangan, Pesawat, Kereta Api, Kapal, dan Non Medis Lainnya Klik: www.ruqyah.or.id | Klik: Daftar Pasien Online | Call (+62) 813-2871-2147 Email: info[at]bekam.or.id | Office: Town House Anggrek Sari Blok G-2 Kel. Taman Baloi Kec. Batam Kota, Batam, Indonesia | Branch Head: Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi dan Seluruh Wilayah Indonesia | Overseas: Bekam & Ruqyah Singapura: https://wetcuppingsingapore.com/ | Melayani Panggilan Antarkota, Dalam & Luar Provinsi, Luar Negeri | Baca Ulasan: Bekam Jarum Menyelisihi Dalil | Di Sini Penjelasan: Bekam Itu Sayatan dan Bukan Tusukan | Kata Mereka Setelah Bekam dan Ruqyah di Bengkel Manusia Indonesia: https://bekam.or.id/kata-mereka.html | Ingin menyalurkan zakat mal, hadiah, infak, sedekah, hibah, nazar, riba, dam atau selainnya, Anda bisa menitipkannya melalui rekening Yayasan An Nubuwwah Batam Norek BSI 8122-888-216 a/n An Nubuwwah Batam atau BCA 579-0159-154